Sejarah Manis di Balik Kue Bulat Khas Yogyakarta
Jajanmantap.web.id -Siapa yang tak kenal Bakpia? Kue bulat mungil berisi kacang hijau manis ini sudah menjadi ikon kuliner khas Yogyakarta. Namun, tahukah kamu bahwa jajanan ini sebenarnya bukan berasal dari Indonesia? Ya, Bakpia memiliki akar sejarah yang panjang dan menarik.
Bakpia awalnya berasal dari Tiongkok, dikenal dengan nama “Tou Luk Pia” yang berarti kue berisi kacang hijau. Pada abad ke-19, imigran Tionghoa membawa resep kue ini ke Indonesia dan menyesuaikannya dengan lidah lokal. Akhirnya, lahirlah Bakpia Pathok, versi lokal yang kini sangat identik dengan Yogyakarta.
Awalnya, Bakpia hanya dibuat secara tradisional di rumah-rumah warga di kawasan Pathok, Yogyakarta. Namun seiring berkembangnya waktu dan banyaknya wisatawan yang jatuh cinta dengan rasanya, bakpia menjelma menjadi ikon oleh-oleh khas Jogja yang mendunia.
Evolusi Rasa: Dari Kacang Hijau ke Inovasi Kekinian
Jika dulu Bakpia hanya dikenal dengan isian kacang hijau, kini varian rasanya makin beragam dan menggoda lidah. Inovasi rasa inilah yang membuat jajanan klasik ini tak lekang oleh waktu.
Beberapa varian rasa yang populer antara lain:
-
Cokelat: Memberi sensasi manis legit dengan aroma kakao yang menggoda.
-
Keju: Rasa gurihnya menciptakan kombinasi unik dengan kulit bakpia yang lembut.
-
Kumbu hitam: Pilihan klasik dengan cita rasa khas dan lembut.
-
Durian: Varian premium yang digemari pencinta durian sejati.
-
Taro dan Matcha: Sentuhan modern yang menyasar generasi muda.
Tak hanya isiannya, kulit Bakpia pun berevolusi. Kini ada dua jenis utama: Bakpia Basah dengan tekstur lembut dan sedikit lembap, serta Bakpia Kering dengan kulit lebih renyah dan daya tahan lebih lama.
Rahasia di Balik Tekstur Lembut dan Rasa Manisnya
Rahasia kelezatan Bakpia terletak pada bahan dan proses pembuatannya. Kulitnya terbuat dari campuran tepung terigu, minyak, dan air, yang diolah hingga kalis. Adonan dibentuk tipis, lalu diberi isian kacang hijau yang telah dimasak dengan gula.
Proses pemanggangan dilakukan dengan hati-hati agar Bakpia matang merata dan menghasilkan tekstur kulit yang lembut, namun tidak mudah retak. Pada Bakpia Basah, waktu pemanggangan lebih singkat agar kelembapan tetap terjaga. Sedangkan pada Bakpia Kering, prosesnya lebih lama sehingga kulitnya renyah dan tahan disimpan hingga berminggu-minggu.
Kombinasi antara kulit lembut dan isian manis yang pas inilah yang membuat Bakpia selalu sukses memanjakan lidah siapa pun yang mencicipinya.
Bakpia Pathok: Legenda yang Tak Pernah Padam
Ketika berbicara tentang Bakpia, nama “Pathok” hampir selalu disebut. Kawasan Pathok di Yogyakarta memang dikenal sebagai pelopor dan pusat pembuatan Bakpia sejak tahun 1948.
Dari sinilah berbagai merek terkenal seperti Bakpia Pathok 25, Bakpia 75, dan Bakpia Kurnia Sari bermunculan. Masing-masing memiliki cita rasa khas yang membedakan mereka dari satu sama lain.
Tak heran, wisatawan yang datang ke Yogyakarta hampir selalu menyempatkan diri mampir ke toko-toko Bakpia di sekitar Jalan Malioboro atau kawasan Pathok. Bagi banyak orang, pulang dari Jogja tanpa membawa Bakpia rasanya seperti ada yang kurang!
Inovasi Modern: Bakpia Premium dan Bakpia Kukus
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren baru dalam dunia Bakpia—yakni Bakpia Premium dan Bakpia Kukus.
Bakpia Premium hadir dengan kemasan eksklusif dan bahan-bahan berkualitas tinggi. Beberapa produsen menggunakan butter impor, cokelat Belgia, hingga keju premium untuk menciptakan sensasi rasa yang lebih mewah.
Sementara itu, Bakpia Kukus muncul sebagai inovasi modern yang digemari anak muda. Teksturnya lebih lembut dan fluffy, mirip seperti bolu kukus, dengan isian lumer yang menambah kenikmatan di setiap gigitan.
Inovasi-inovasi ini membuktikan bahwa Bakpia mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan jati diri tradisionalnya.
Bakpia Sebagai Simbol Cinta dan Kenangan dari Jogja
Lebih dari sekadar camilan, Bakpia punya makna emosional yang kuat bagi banyak orang. Bagi wisatawan, Bakpia adalah simbol kenangan manis dari liburan di Yogyakarta. Bagi masyarakat setempat, jajanan ini merupakan sumber kebanggaan dan mata pencaharian turun-temurun.
Tak sedikit yang menjadikan Bakpia sebagai tanda cinta — entah itu oleh-oleh untuk keluarga di rumah, atau sekadar buah tangan untuk teman dekat. Setiap gigitan seolah menghadirkan kembali suasana hangat dan romantisnya kota Jogja.
Tips Memilih Bakpia yang Enak dan Tahan Lama
Membeli Bakpia tampak sederhana, tapi ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan agar tidak salah pilih. Berikut tipsnya:
-
Periksa tanggal kedaluwarsa. Bakpia Basah biasanya hanya bertahan 3–5 hari, sedangkan Bakpia Kering bisa lebih dari seminggu.
-
Perhatikan kemasan. Pilih kemasan yang rapat dan bersih agar rasa dan kualitas tetap terjaga.
-
Cium aromanya. Bakpia segar memiliki aroma manis kacang dan tepung panggang yang khas.
-
Coba sebelum membeli. Banyak toko yang menyediakan tester agar kamu bisa mencicipi dulu rasa favoritmu.
Dengan memilih dengan cermat, kamu bisa menikmati Bakpia yang lezat dan tahan lama, bahkan ketika sudah dibawa pulang jauh dari Jogja.
Daya Tarik Ekonomi di Balik Sebuah Kue Tradisional
Tahukah kamu? Industri Bakpia menjadi salah satu penopang ekonomi lokal di Yogyakarta. Ribuan warga menggantungkan hidup dari usaha produksi dan penjualan Bakpia.
Dari proses pembuatan hingga distribusi, semua dilakukan oleh tangan-tangan terampil masyarakat sekitar. Tak hanya itu, banyak UMKM lokal yang kini menembus pasar nasional bahkan ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa jajanan tradisional bisa menjadi produk ekonomi kreatif yang menjanjikan.
Bakpia di Era Digital: Dari Toko Tradisional ke Marketplace Online
Seiring dengan perkembangan teknologi, Bakpia kini tak hanya bisa ditemukan di toko oleh-oleh. Banyak produsen yang beradaptasi dengan menjual produknya secara online melalui marketplace dan media sosial.
Kemasan yang modern, promosi digital, dan layanan pengiriman cepat membuat Bakpia makin mudah dinikmati oleh siapa saja di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.
Transformasi digital ini membuktikan bahwa warisan kuliner tradisional tetap bisa bertahan dan berkembang di era modern.
Aroma Nostalgia yang Tak Pernah Pudar
Setiap kota punya ikon kuliner, dan bagi Yogyakarta, Bakpia adalah lambang cinta, tradisi, dan kenangan. Dari generasi ke generasi, rasanya selalu berhasil menghadirkan kehangatan di setiap gigitan.
Entah kamu menikmatinya langsung di pinggir jalan Malioboro atau membawanya pulang untuk keluarga, Bakpia selalu punya cara tersendiri untuk membuat siapa pun jatuh cinta.
Bakpia bukan sekadar makanan — ia adalah cerita, sejarah, dan rasa rindu yang dibungkus dalam kulit tepung tipis berisi kebahagiaan.
Reviewed by istic24
on
22 September
Rating:

